Senin, 23 Februari 2015

Multitester Analog




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Kebesaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indera kita. Untuk memungkinkan pengukuran maka kebesaran listrik ditransformasikan melalui suatu fenomena fisis yang akan memungkinkan pengamatan melalui panca indera kita, misalnya kebesaran listrik seperti arus ditransformasikan melalui suatu fenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis. Perubahan tersebut bisa merupakan suatu rotasi melalui suatu sumbu tertentu. Besar sudut rotasi tersebut berhubungan langsung dengan besar arus listrik yang akan kita amati, sehingga pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu perputaran dan besar sudut adalah menjadi ukuran besar listrik yang akan diukur.

Alat-alat ukur yang langsung memberikan nilai pengukuran kebesaran listrik pada skala yang dapat dibaca secara jelas; yaitu alat-alat ukur yang secara jelasnya mentransformasikan kebesaran listrik pada skala yang tertentu. Alat-alat ukur dalam golongan ini akan disebut sebagai alat penunjuk. Alat penunjuk, bekerja atas prinsip perubahan kebesaran listrik langsung melalui suatu fenomena fisis tertentu, ke dalam suatu perputaran, dan perputaran tersebut dihubungkan dengan jarum yang berputar pada skala tertentu.
Salah satu alat ukur yang menggunakan prinsip diatas adalah multitester (multimeter). Multitester dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan nilai suatu hambatan. Untuk lebih memahami semua terkait dengan multimeter, maka dibuat makalah ini.

1.2    Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui bagian- bagian serta fungsi  multitester.
2.      Mengetahui prinsip kerja multitester.
3.      Mengetahui cara kalibrasi pada multitester.
4.      Mengetahui macam-macam multitester
5.      Mengetahui prosedur pengukuran pada multitester.
6.      Mampu membaca hasil pengukuran dari multitester.


























BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian

Multitester sering juga disebut dengan multimeter atau AVOmeter karena multitester memiliki 3 fungsi yaitu sebagai ampermeter, voltmeter, dan ohmmeter. Multitester adalah suatu alat test yang digunakan dengan mengoperasikan sakelar banyak posisi, multitester dapat dijadikan sebagai sebuah voltmeter, sebuah amperemeter dan sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan (disebut 'range') pada setiap jangkah ukurnya mempunyai pilihan AC atau DC.

2.2  Prinsip Kerja Multitester

Pada saat arus melalui kumparan putar maka timbul magnet, kutub utara / selatan yang berdekatan dengan utara / selatan magnit permanen maka akan  terjadi saling tarik-menarik atau tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada poros kumparan bergerak, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.
Skema jalannya arus pada kumparan


Seperti diketahui sebelumnya, prinsip kerja dari multimeter adalah dengan mengukur gaya yang bekerja pada medan magnet dan kumparan berarus. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetis f  yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar sebagai hasil interaksi antar arus dan medan magnit. Gaya inilah yang dimanfaatkan untuk menunjuk skala yang kemudian kita baca sebagai hasil pengukuran.
Prinsip kerja multimeter ini juga menggunakan dasar percobaan Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”. Gaya yang timbul disebut dengan gaya Lorentz.

2.3  Cara Kalibrasi
Kalibrasi yang dilakukan pada multitester digital dengan analog yaitu berbeda. Pada multitester digital kalibrasi yang dilakukan ada yang manual  dan ada yang langsung. Namun pada multitester yang digunakan oleh penulis yaitu dengan menghubung singkatkan tears led. Angka digit yang ditunjukan merujuk pada angka nol(0)sedangkan untuk kalibrasi multitester analog caranya adalah memutar sekrup pemutar jarum yang ada pada multitester  hingga jarum penujuka hasil tepat menunjukakan angka nol namun dalam pengkalibrasian ini multitester di letakkan pada permukaan  atau tempat yang rata.
Adapun langkah-langkah mengkalibrasi multimeter adalah sebagai berikut : 
1.      Arahkan  posisi  range  selector  switch  pada  posisi  ohm  meter,  pada  batas  ukur  yang dikehendaki, batas ukur 1x, 10x atau 1k x. 
2.      Hubung  pendekan  kedua  probe  (probe  positif  dan  probe  negatif)   dengan  cara menghubungkan kedua ujung konduktornya. 
3.      Perhatikan pergerakan pointer (jarum penunjuk). Jarum penunjuk harus  menunjukkan suatu harga pada skala ukur ohm meter. 
4.      Apabila  pointer  tidak  tepat  menunjuk  angka  nol  pada  ujung  pembacaan  skala  ukur ohm  meter,  maka  perlu  penyetelan  zero  adjusting  knobdengan  cara  memutarnya  ke kiri  atau  ke  kanan,  sampai  posisi pointer tepat  menunjuk  angka  nol  pada  skala  ukur ohm meter. 
5.      Multimeter siap digunakan untuk pengukuran.

2.4  Prosedur Penggunaan Multitester

Apabila kita ingin mengukur tegangan searah (DC) dengan multitester maka kita harus mengarahkan tombol skala ke arah tegangan DC dan menempatkan tombol skala pada posisi tegangan yang lebih besar dari besaran yang kita akan ukur. Kemudian memperhatikan skala ukur pada bagian atas dari multitester yang ditunjukkan oleh jarum ukur, karena jarum ukur itulah yang menentukan nilai dari besaran yang kita ukur.
Cara menggunakan multitester digital:
  1. Putar sakelar pemilih  pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
  2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
  3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
  4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
2.5  Ketelitian Multitester

Multitester digital mempunyai keuntungan pada ketelitian pengukuran, biasanya sampai 3-6 angka di belakang koma. Ketelitian multitester digital ditentukan sepenuhnya sistem elektronis yang digunakan. Ketelitian yang khas dari multitester digital adalah dari 0.01 % sampai 0.5 %. Untuk standar laboratorium ketelitian lebih tinggi, yaitu 0.002 %

2.6 Cara Membaca Hasil Pengukuran Multitester

Cara membaca hasil pengukuran multitester digital berbeda dengan multitester analog. Multitester digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera pada layar tanpa kita harus menghitungnya. Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala multimeter analog adalah dengan memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menujuk pada skala yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.
Prosedur yang baik adalah memilih batas skala pengukuran yang paling besar, karena tegangan yang akan diukur biasanya belum diketahui.
Kemudian menentukan nilai dari besaran yang kita ukur dengan rumus dibawah ini:

Nilai ukur = Nilai yang ditunjukkan oleh jarum ukur X skala yang ditunjukkan oleh tombol multitester yang di bawah di bagi skala ukur maksimum dari multitester.

Sedangkan cara pembacaan hasil pengukuran  hambatan yaitu

Nilai ukur:skala yang ditunjukan X faktor kalibrasi

Sebagai contoh jika kita akan mengukur besaran tegangan DC dari suatu komponen, kita lihat bahwa nilai tegangannya tidak lebih dari 10 volt. Kemudian kita arahkan tombol skala pada skala 10volt, namun jika tegangan yang diketahui dari komponen 10 volt maka kita memilih skala 50 volt. kemudian kemudia menyentuhkan polaritas positif multitester dengan positif komponen dan polaritas negatif dengan negatif komponen. Ketika disentuhkan maka jarum ukur akan naik, inilah nilai yang di tunjukkan oleh jarum. Skalanya pada bagian DCVA yang memiliki batas 10volt, secara langsung kita dapat menentukan nilai dari besaran yang diukur. Kita perkirakan jarum jamnya naik dan berhenti pada angka 6volt. Kita gunakan rumus di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Nilai ukur= 6 volt x 10 volt : 10  volt
 = 6 volt



2.7 Jenis-jenis dan bagian dari Multitester

Multitester saat ini dibagi menjadi dua yaitu multitester analog dan multitester digital. Namun kini multitester digital lebih sering digunakan daripada multitester analog karena multitester digital lebih akurat daripada multitester analog, hanya saja multitester digital lebih mahal daripada multitester analog.
Perbedaan multitester digital dan multitester analog ialah multitester digital menggunakan LCD untuk hasil pengukuran sedangakan pada multitester analog hasil pengukuran dapat dilihat dari jarum penunjuk dan skala pengukuran.

a.      Multitester Digital

Multitester ini adalah multitester yang menggunakan tampilan angka yang menujukkan nilai besaran yang terukur. Multimeter digital  mempunyai kelebihan akurasi yang lebih baik, kemudahan dalam pembacaan, keandalan yang lebih besar daripada multimeter analog. multimeter digital menggunakan Liquid Crystal Display (LCD). LCD lebih dikenal untuk alat ukur dengan tenaga battery kerana membutuhkan lebih sedikit arus listrik dari pada LED. Pada umumnya multimeter digital beroperasi dengan tegangan 9 volt dan dengan usia battery dari beberapa ratus sampai 2000 jam. Tampilan multimeter digital sulit untuk dibaca pada saat pecahayaan tidak baik atau tidak ada sama sekali.

Keterangan :

1.      Display
Merupakan layar penunjuk hasil pengukuran
2.      Power switch and function switch
Merupakan tombol untuk men”on” dan “off”kan multitester serta sebagai tombol fungsi untuk memilih voltmeter,ohmmeter,dan ampere meter.
3.      Select button
Merupakan tombol untuk memilih apakah multitester akan digunakan untuk mengukur arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) pada pengukuran voltmeter dan amperemeter. Sedangkan pada ohmmeter digunakan untuk memilih apakah akan mengukur hambatan, dioda, mengecek kecontinuan, dan mengukur kapsitas.
4.      Range hold button
Merupakan tombol untuk memilih apakah akan mengguanakan satu angka,dua angka, atau tiga angka di belakang koma.
5.      Relative button
6.      Data hold button
Merupakan tombol yang berfungsi jika di tekan maka hasil pengukuran pada layar akan terkunci sehingga tidak akan berubah.
7.      HZ / % select button
Merupakan tombol yang digunakan untuk memilih satuan pengukuran frekuensi, apakah akan menggunakan HZ atau %.
8.      Test probe
Test probe merah merupakan potensial positif dan yang hitam potensial negatif.

b.        Multitester Analog

Multitester  ini merupakan alat pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range – range yang kita ukur dengan probe. Multimeter analog dapat mengukur tegangan dan arus baik AC maupun DC dan resistansi. Pada satu saat multimeter hanya dapat dugunakan untuk mengukur satu besaran saja, sehingga untuk memilih besaran apa yang akan diukur dan batas ukur perlu mengatur saklar pemilih yang sesuai.



            Gambar. A                                                     Gambar . B

                                    Multitester Analog


Keterangan :   
    1. Jarum penunjuk meter
    2. Skala
    3. Zero Adjus screw
    4. Ters lead
    5. Output
    6. Zero ohm adjust
    7. Penggerak jangkauan
    8. Lubang kutub negatif
    9. Lubang kutub positif
    10. Saklar pemilih

A.    Bagian Luar Dan Fungsi Multitester
Multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
1.         Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2.      Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
Caranya : saklar (Ohm), W pemilih diputar pada posisi  test lead + merah dihubungkan ke test lead – hitam, kemudian tombol diputar ke W pengatur kedudukan 0  kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .
3.      Lubang kutub + berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
4.      Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
5.      Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
6.      Jarum penunjuk meter (Knife – edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
7.      Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

B.     Bagian Dalam dan Fungsi Multitester
Berikut adalah bagian-bagian dalam multitester:
a)      Resistor berfungsi untuk menghambat arus. Resistor yang ada tersusun menjadi dua macam, yaitu secara seri dan paralel.
b)      Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan.
c)      Sicring berfungsi untuk memutuskan rangkaian saat menerima arus yang melampaui batas.
d)     Sound berfungsi untuk memberikan indikator bunyi saat multimeter dikalibrasi.
e)      Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus. Dioda yang dipakai adalah dioda zener dan berjumlah dua.
f)       Batu baterai berfungsi sebagai sumber tegangan.

2.8  Fungsi Multitester

Pada saat ini multitester sangat membantu dan meringankan pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan atau elektronika. Multitester digital  hampir sama fungsinya dengan multitester analog. Multitester digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan. Multitester juga dapat dgunakan sebagai voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter, namun multitester yang digunakan adalah multitester digital.
1.     Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Digital voltmeter (DVM) menggunakan sebuah pengubah tegangan analog ke digital (ADC)kemudian tegangan masukan DC diolah menjadi bentuk biner yang dikodekan dalam decimal (BCD).

Cara pengukurannya:
¨      Atur tombol fungsi pada “V”.
¨      Gunakan tombol select untuk memilih arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) yang akan di ukur tegangannya.
¨      Lalu lakukan pengukuran tegangan, dengan test probe merah pada potensial positif dan yang hitam pada potensial negatif.
¨      Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.

2.         Ohmmeter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
Cara pengukuran menggunakan multitester digital:
¨      Atur tombol fungsi pada “Ώ”.
¨      Gunakan tombol select untuk memilih resistensi, dioda, mengecek kecontinuan, dan mengukur kapasitas.
¨      Lalu lakukan pengukuran resistensi dengan test probe merah dan hitam pada suatu objek pengukuran.
¨      Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.

Cara pengukuran menggunakan multitester analog
¨      Perhatikan kondisi Ohmmeter baik atau rusak
¨      Nolkan jarum Ohmmeter pada posisi sebelah kiri dengan menggunakan Ohm Zero Correction dengan cara memutar kekiri atau kekanan agar jarum tersebut benar-benar ke angka nol sebelah kiri
¨      Posisikan Range Selector pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel negatif dan positif. Nolkan jarum Ohmmeter tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan ohm adjust.
¨      Pada dasarnya untuk pengukuran, Range Selector ohm meter harus betul-betul diperhatikan, yaitu setiap memindahkan range selector ke masing-masing nilai ohm terlebih dahulu ujung taspinnya disatukan/ dihubungkan. Sambil melihat jarum Ohmmeter menunjukkan kurang atu lebih dari angka nol disebelah kanan. Kurang atau lebihnya jarum tersebut kita atur dengan tombol ohm adjusting knop kearah kiri atau kanan sehingga jarum Ohmmeter tersebut benar-benar ke posisi angka nol.
¨      Setiap mau mengukur posisi ohm hendaknya letakkan range selector pada skala yang paling kecil.
3.         Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus. Pada multitester analog hanya dapat mengukur arus DC (searah), tetapi pada multitester digital dapat digunakan untuk mengukur arus DC (searah) maupun arus AC (bolak-balik).
Cara pengukuran menggunakan multitester digital:
¨      Atur tombol fungsi pada “mA”.
¨      Gunakan tombol select untuk memilih arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) yang akan di ukur tegangannya.
¨      Lalu lakukan pengukuran kuat arus, dengan test probe merah pada potensial positif dan yang hitam pada potensial negatif.
¨      Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.

Cara pengukuran menggunakan multitester analog:
¨      Atur Selektor pada posisi DCA atau ACA tergantung arus yang akan diukur.
¨      Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
¨      Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
¨      Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
¨      Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
¨      Baca hasil ukur pada multimeter.
4.    Uji Kapasitor
Nama lainnya adalah kondensator. Adalah komponen yang terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan dengan isolator. Isolator ini menunjukkan nama dari kapasitor tersebut. Ukuran kapasitor adalah Farad.
1 Farad (F)     = 1.000.000 mikro Farad (F)
1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF)
1 nano Farad (nF) = 1.000 piko Farad (pF)

Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya dalam waktu yang relatif.

Mengukur Elco Dengan Multitester
Ø  Putar batas ukur pada Ohmmeter X1 / X10 untuk elco yang ukurannya besar dan X100 / X1K untuk elco yang ukurannya kecil.
Ø  Hubungkan probe ke masing-masing kaki ELCO (bolak balik sama saja)
Ø  Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Ø 
Ø  Kesimpulan Hasil Pengukuran
Ø  Jarum menunjuk angka & kembali ke tempat semula : elco baik
Ø  Jarum menunjuk angka & tidak kembali ke tempat semula : elco bocor
Ø  Jarum tidak bergerak sama sekali : elco putus
Ø  Jarum menunjuk angka nol : elco short

Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester
1.      Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K
2.      Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik sama saja)
3.      Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
·           Jarum menunjuk angka kemudian & ke tempat semula : kapasitor baik
·           Jarum menunjuk angka tdk kembali ke tempat semula : kapasitor bocor
·           Jarum tidak bergerak : kapasitor putus
·           Jarum menunjuk angka nol : kapasitor short

5.         Uji Dioda

Langkah pengujian
§   Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
§   Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
§   Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
§   Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
§   Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.
§   Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
§   Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.
6.         Uji Transistor

Transistor adalah salah satu komponen eletronika aktif serta mempunyai tiga buah kaki yang di namakan masing-masing sebagai Basis(B), Kolektor (C) dan Emitor (E). Transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan. Transistor juga dapat difungsikan sebagai saklar elektronik. Ada dua macam transitor yaitu transistor NPN dan transistor PNP.

Kadang-kadang dipasaran sudah diberikan nama untuk setiap kakinya, sehingga memeprmudah pemasangan di rangkaian elektronik yang kita buat. Tetapi ada juga yang belum di berikan tanda apapun, untuk itu kita bisa membaca dari datashet transistor tersebut. Atau kalau kita tidak mempunyai datashett yang di maksud dapat kita cari nama kaki-kaki sebuah transistor dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Mencari Kaki Base
1.              Siapkan multimeter dan atur pada pengukuran ohmmeter X100
2.              Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini.
3.              Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2 berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negatif berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis PNP.

Mencari Kaki Kolektor dan Emitor
1.              Misal transistor yang kita gunakan berjenis NPN
2.              Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah
3.              Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah kolektor. Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.
Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti diatas dan hasilnya kebalikan dari transistor jenis NPN.

Langkah menguji transistor NPN
Ø  Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
Ø  Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
Ø  Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
Ø  Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak .
Ø  Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada kolektor.
Ø  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor .
Ø  Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
Ø  Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak.
Ø  Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
Ø  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor. Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
Ø  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor.
Ø  Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor tidak diperlukan.

Langkah menguji transistor PNP
Ø    Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
Ø    Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
Ø    Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
Ø    Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak.
Ø    Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
Ø    Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor. Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
Ø    Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak.
Ø    Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
Ø    Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor.
Ø    Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
Ø    Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor.
Ø    Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
2.5  Kesalahan-kesalahan Pada Alat Ukur

Setiap alat ukur dari yang mengunakan kumparan putar yang dipergunakan untuk alat ukur amper maupun alat ukur volt yang terdapat di pasaran telah direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-batas yang diperkenankan sesuai dengan kelas daripada kelas alat ukur tersebut. Akan tetapi, dalam pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-hal di bawah ini :

1.      Medan magnit luar
Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang dialiri arus besar atau di sekitar suatu magnit yang sangat kuat maka medan magnit yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnit daripada alat ukur bisa terpengaruh.

2.      Temperatur keliling
Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling. Akan tetapi, bila keadaan temperatur keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperatur 20oC, maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat lagi diabaikan.

3.      Pemanasan sendiri
Bila satu arus mengalir ke dalam alat ukur, maka pada permulaan temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan menyebabkan penunjukkan berubah. Jadi, penunjukkan tidak akan menjadi stabil sebelum temperatur dari alat ukur tersebut menjadi konstan.

4.      Pergeseran dari titik nol
Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran listrik yang masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lama, kemungkinan titik nol tersebut berubah dan bergerak yang disebabkan oleh fatik dari pada pegas-pegas pengontrol. Pergeseran titik nol dapat dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis, dengan cara-cara pengaturan titik nol dari luar.

5.      Gesekan-gesekan
Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan, maka pengukuran yang pengukurannya dilakukan berulang kali mungkin menyebabkan harga-harga yang berbeda, meskipun arus yang diukurnya adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu dan bantalan besar.

6.      Umur
Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka berbagai komponen dan elemen alat ukur ini mungkin berubah di dalam kebaikan kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan penunjukan dari alat ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk pengukuran-pengukuran yang teliti, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval waktu setengah tahun sampai dengan setahun.

7.      Letak dari alat ukur
Bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas. Dengan demikian, bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak yang tidak ditentukan, maka posisi yang dari pada bagian yang bergerak, sehingga alat penunjuknya mungkin berbeda dan menghasilkan kesalahan. Karena titik berat dari bagian yang bergerak dari suatu alat ukur diatur dengan menggunakan berat-berat pengatur maka tidak akan terjadi kesalahan; berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada letak yang berbeda dari pada yang diperuntukkannya. Akan tetapi, penting untuk mempergunakan alat ukur ini di dalam letak yang diperuntukannya sedapat mungkin. Letak penggunaan dari pada alat ukur dinyatakan pada papan skala suatu alat ukur dengan mempergunakan simbol-simbol tertentu, seperti pada tabel berikut :
Letak
Tanda
Tegak

Mendatar

Di pasang dengan posisi miring 600




Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran:
1.      Dalam pengukuran tegangan, posisi alat ukur paralel dengan beban atau sumber tegangan.
2.      Dalam pengukuran arus, posisi alat ukur seri dengan rangkaian artinya harus memutus rangkaian atau kabel kemudian disambung ke alat ukur dan keluar ke rangkaian atau kabel kembali.
3.        Pengukuran komponen dalam kondisi open circuit atau tidak dalam rangkaian atau bahkan dilepas. Jika komponen masih berada di dalam rangkaian maka alat ukur akan mengukur komponen tersebut dengan memperhitungkan komponen lain yang paralel dengan komponen yang diukur.
4.        Tangan dilarang menyentuh logam ujung alt ukur. Pengaruh listrik statis dari tangan akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Untuk pengukuran tegangan dan arus, tangan yang menyentuh ujung logam alat ukur akan menyebabkan tersengat listrik.
5.        Dianjurkan untuk memilih skala yang lebih besar dulu dalam pengukuran . Jika masih tidak terbaca karena nilai terlalu kecil maka skala pengukuran diturunkan sehingga bisa memunculkan angka. Hal ini dilakukan untuk menghindari loncatan listrik kejut karena over scale yang dapat merusak alat ukur.




BAB III
KESIMPULAN


Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Multitester adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial, kuat arus, dan hambatan pada suatu rangkaian.
2.      Multitester dibedakan menjadi dua yaitu multitester digital dan multitester analog.
3.      Multitester digital lebih akurat dibandingkan dengan multitester analog karena multitester digital tidak lagi menggunakan skala dan jarum penunjuk namun menggunakan LCD sehingga dapat langsung membaca hasil pengukuran.
4.      Prinsip kerja dari multitester adalah menggunakan dasar percobaan Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”. Gaya inilah yang dimanfaatkan untuk menunjuk skala yang kemudian kita baca sebagai hasil pengukuran.
5.      Cara pembacaan pengukuran pada multitester berbeda yaitu multitester digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera pada layar tanpa kita harus menghitungnya. Sedangakan dalam pembacaan skala multimeter analog adalah dengan memperhatikan jarum penunjuk skala.
6.      Bagian-bagian dari multitester digital adalah Display,Power switch and function switch, Select button, hold button, Relative button, Data hold button, HZ / % select button, dan Test probe.
7.      Bagian dari multitester analog adalah resistor, kapasitor, sicring, sound, dioda, batu baterai, jarum penunjuk meter, skala, zero Adjus screw,ters lead, output, zero ohm adjust, penggerak jangkauan, lubang kutub negatif, lubang kutub positif, dan saklar pemilih
8.      Cara pengukuran menggunakan multitester adalah mengatur saklar fungsi pada ohmmeter, amperemeter, atau voltmeter jika akan mengukur hambatan, kuat arus, atau tegangan, kemudian pilih chek kecontinuan dengan menekan tombol select, hubungkan test probe merah dan hitam, jika terdapat suara seperti bel listrik maka tidak ada masalah dan alat siap digunakan, tetapi jika tidak terdapat suara seperti bel listrik maka alat tidak siap digunakan.
9.      Selain multitester digunakan untuk mengukur besar kuat arus, tegangan, dan hambatan tetapi multitester juga digunakan untuk menguji kapasitor, dioda, dan transistor.
10.  Adapun kesalahan-kesalahn dalam multitester yaitu medan magnit luar
temperatur keliling, pemanasan sendiri, pergeseran dari titik nol, esekan-gesekan, umur serta letak dari alat ukur




















DAFTAR PUSTAKA

Pakpahan,sahat. 1991. Instrumentasi elektronik dan teknik pengukuran. Jakarta : Erlangga
Anonim. http://en.wikipedia.org/wiki//Multimeter. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013 pukul 20.35 WIB
Mira. 2011. http://www.multimeterwarehause.com//. Diakses pada tanggal 21 Maret 2013 pukul 05.25 WIB
Tono. 2011. http://www.total.or.id/info.php?kk=multimetr. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013 pukul 22.00 WIB
Brahma.2010.http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_08_Alat_Ukur_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf. Diakses pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 09. 10 WIB