BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebesaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain
sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indera kita.
Untuk memungkinkan pengukuran maka kebesaran listrik ditransformasikan melalui
suatu fenomena fisis yang akan memungkinkan pengamatan melalui panca indera
kita, misalnya kebesaran listrik seperti arus ditransformasikan melalui suatu
fenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis. Perubahan tersebut bisa merupakan
suatu rotasi melalui suatu sumbu tertentu. Besar sudut rotasi tersebut
berhubungan langsung dengan besar arus listrik yang akan kita amati, sehingga
pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu perputaran dan besar
sudut adalah menjadi ukuran besar listrik yang akan diukur.
Alat-alat ukur yang langsung memberikan nilai
pengukuran kebesaran listrik pada skala yang dapat dibaca secara jelas; yaitu
alat-alat ukur yang secara jelasnya mentransformasikan kebesaran listrik pada
skala yang tertentu. Alat-alat ukur dalam golongan ini akan disebut sebagai
alat penunjuk. Alat penunjuk, bekerja atas prinsip perubahan kebesaran listrik
langsung melalui suatu fenomena fisis tertentu, ke dalam suatu perputaran, dan
perputaran tersebut dihubungkan dengan jarum yang berputar pada skala tertentu.
Salah satu alat ukur
yang menggunakan prinsip diatas adalah multitester (multimeter). Multitester dapat digunakan
untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan nilai suatu hambatan. Untuk lebih memahami semua terkait dengan
multimeter, maka dibuat makalah ini.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
bagian- bagian serta fungsi multitester.
2. Mengetahui
prinsip kerja multitester.
3. Mengetahui cara
kalibrasi pada multitester.
4. Mengetahui macam-macam
multitester
5. Mengetahui
prosedur pengukuran pada multitester.
6. Mampu membaca
hasil pengukuran dari multitester.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Multitester
sering juga disebut dengan multimeter atau AVOmeter karena multitester memiliki 3
fungsi yaitu sebagai ampermeter, voltmeter, dan ohmmeter. Multitester adalah suatu
alat test yang digunakan dengan mengoperasikan sakelar banyak posisi,
multitester dapat dijadikan sebagai sebuah voltmeter, sebuah amperemeter dan
sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan (disebut 'range') pada
setiap jangkah ukurnya mempunyai pilihan AC atau DC.
2.2
Prinsip Kerja Multitester
Pada saat arus melalui kumparan putar maka
timbul magnet, kutub utara / selatan yang berdekatan dengan utara / selatan magnit permanen maka akan terjadi saling tarik-menarik atau
tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada poros kumparan bergerak, seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah.
Skema jalannya
arus pada kumparan
Seperti diketahui sebelumnya, prinsip kerja dari multimeter adalah
dengan mengukur gaya yang bekerja pada medan magnet dan kumparan berarus. Bila arus searah yang tidak
diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya
elektromagnetis f yang mempunyai arah
tertentu akan dikenakan pada kumparan putar sebagai hasil interaksi antar arus
dan medan magnit. Gaya inilah yang dimanfaatkan untuk menunjuk skala yang
kemudian kita baca sebagai hasil pengukuran.
Prinsip kerja multimeter
ini juga menggunakan dasar percobaan Lorentz, “jika
sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada
kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”. Gaya yang timbul disebut dengan
gaya Lorentz.
2.3 Cara Kalibrasi
Kalibrasi yang dilakukan
pada multitester digital dengan analog yaitu berbeda. Pada multitester digital
kalibrasi yang dilakukan ada yang manual
dan ada yang langsung. Namun pada multitester yang digunakan oleh penulis
yaitu dengan menghubung singkatkan tears led. Angka digit yang ditunjukan
merujuk pada angka nol(0)sedangkan untuk kalibrasi multitester analog caranya
adalah memutar sekrup pemutar jarum yang ada pada multitester hingga jarum penujuka hasil tepat menunjukakan
angka nol namun dalam pengkalibrasian ini multitester di letakkan pada
permukaan atau tempat yang rata.
Adapun
langkah-langkah mengkalibrasi multimeter adalah sebagai berikut
:
1.
Arahkan posisi range selector switch pada posisi ohm meter, pada batas ukur yang dikehendaki, batas
ukur 1x, 10x atau 1k x.
2.
Hubung pendekan kedua probe (probe positif dan probe negatif) dengan cara menghubungkan
kedua ujung konduktornya.
3.
Perhatikan pergerakan pointer (jarum penunjuk). Jarum penunjuk harus menunjukkan suatu
harga pada skala ukur ohm meter.
4.
Apabila pointer tidak tepat menunjuk angka nol pada ujung pembacaan skala ukur ohm meter, maka perlu penyetelan zero adjusting knobdengan cara memutarnya ke kiri atau ke kanan, sampai posisi pointer tepat menunjuk angka nol pada skala ukur ohm
meter.
5.
Multimeter
siap digunakan untuk pengukuran.
2.4 Prosedur Penggunaan Multitester
Apabila kita
ingin mengukur tegangan searah (DC) dengan multitester maka kita harus
mengarahkan tombol skala ke arah tegangan DC dan menempatkan tombol skala pada
posisi tegangan yang lebih besar dari besaran yang kita akan ukur. Kemudian memperhatikan
skala ukur pada bagian atas dari multitester yang ditunjukkan oleh jarum ukur,
karena jarum ukur itulah yang menentukan nilai dari besaran yang kita ukur.
Cara
menggunakan multitester digital:
- Putar
sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat
ukur siap dipakai.
- Hubungkan
probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat
ukur.
- Catat
angka yang tertera pada multimeter digital.
- Penyambungan
probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena
display dapat memberitahu.
2.5
Ketelitian Multitester
Multitester digital mempunyai keuntungan pada ketelitian
pengukuran, biasanya sampai 3-6 angka di belakang koma. Ketelitian multitester digital ditentukan
sepenuhnya sistem elektronis yang digunakan. Ketelitian yang khas dari multitester digital adalah dari
0.01 % sampai 0.5 %. Untuk standar laboratorium ketelitian lebih tinggi, yaitu
0.002 %
2.6 Cara Membaca Hasil Pengukuran
Multitester
Cara membaca hasil pengukuran
multitester digital berbeda dengan multitester analog. Multitester digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera
pada layar tanpa kita harus menghitungnya. Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala multimeter analog
adalah dengan memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan
menujuk pada skala yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan
tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum
penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.
Prosedur yang baik adalah memilih batas skala pengukuran
yang paling besar, karena tegangan yang akan diukur biasanya belum diketahui.
Kemudian
menentukan nilai dari besaran yang kita ukur dengan rumus dibawah ini:
Nilai
ukur = Nilai yang ditunjukkan oleh jarum ukur X
skala yang ditunjukkan oleh tombol multitester yang di bawah di bagi skala ukur
maksimum dari multitester.
Sedangkan
cara pembacaan hasil pengukuran hambatan
yaitu
Nilai
ukur:skala yang ditunjukan X faktor kalibrasi
Sebagai contoh jika kita akan mengukur besaran tegangan DC dari suatu komponen, kita lihat bahwa nilai
tegangannya tidak lebih dari 10 volt. Kemudian kita arahkan tombol skala pada skala
10volt, namun jika tegangan yang
diketahui dari komponen 10 volt maka kita memilih skala 50 volt. kemudian kemudia menyentuhkan polaritas
positif multitester dengan positif komponen dan polaritas negatif dengan
negatif komponen. Ketika disentuhkan
maka jarum ukur akan naik, inilah
nilai yang di tunjukkan oleh jarum. Skalanya pada bagian DCVA
yang memiliki batas 10volt, secara langsung kita dapat menentukan nilai dari besaran yang
diukur. Kita perkirakan jarum jamnya naik dan berhenti pada angka 6volt. Kita gunakan rumus
di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Nilai
ukur= 6 volt x 10 volt : 10 volt
= 6 volt
2.7 Jenis-jenis dan bagian dari Multitester
Multitester saat ini dibagi menjadi dua yaitu multitester analog dan
multitester digital. Namun kini multitester digital lebih sering
digunakan daripada multitester analog karena multitester digital lebih akurat daripada
multitester analog, hanya saja multitester digital lebih mahal daripada multitester analog.
Perbedaan multitester digital dan multitester analog ialah multitester
digital menggunakan LCD untuk hasil pengukuran sedangakan pada multitester analog hasil pengukuran
dapat dilihat dari jarum penunjuk dan skala pengukuran.
a.
Multitester
Digital
Multitester ini adalah
multitester yang menggunakan tampilan angka yang
menujukkan nilai besaran yang terukur. Multimeter digital mempunyai kelebihan akurasi yang lebih baik,
kemudahan dalam pembacaan, keandalan yang lebih besar daripada multimeter
analog. multimeter digital menggunakan Liquid
Crystal Display (LCD). LCD lebih dikenal untuk
alat ukur dengan tenaga battery kerana membutuhkan lebih sedikit arus listrik
dari pada LED. Pada umumnya multimeter digital beroperasi dengan tegangan 9
volt dan dengan usia battery dari beberapa ratus sampai 2000 jam. Tampilan
multimeter digital sulit untuk dibaca pada saat pecahayaan tidak baik atau
tidak ada sama sekali.
Keterangan :
1.
Display
Merupakan layar penunjuk hasil pengukuran
2.
Power switch and function
switch
Merupakan tombol untuk men”on” dan “off”kan multitester serta
sebagai tombol fungsi untuk memilih voltmeter,ohmmeter,dan ampere meter.
3.
Select button
Merupakan tombol untuk memilih apakah multitester akan digunakan
untuk mengukur arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) pada pengukuran
voltmeter dan amperemeter. Sedangkan pada ohmmeter digunakan untuk memilih apakah akan
mengukur hambatan, dioda, mengecek kecontinuan, dan mengukur kapsitas.
4.
Range hold button
Merupakan tombol untuk memilih apakah akan mengguanakan satu
angka,dua angka, atau tiga angka di belakang koma.
5.
Relative button
6.
Data hold button
Merupakan tombol yang berfungsi jika di tekan maka hasil pengukuran
pada layar akan terkunci sehingga tidak akan berubah.
7.
HZ / % select button
Merupakan tombol yang digunakan untuk memilih satuan pengukuran
frekuensi, apakah akan menggunakan HZ atau %.
8.
Test probe
Test probe merah merupakan potensial positif dan yang hitam
potensial negatif.
b.
Multitester Analog
Multitester ini merupakan alat pengukur besaran listrik
yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range – range yang kita
ukur dengan probe. Multimeter analog dapat mengukur
tegangan dan arus baik AC maupun DC dan resistansi. Pada satu saat multimeter
hanya dapat dugunakan untuk mengukur satu besaran saja, sehingga untuk memilih
besaran apa yang akan diukur dan batas ukur perlu mengatur saklar pemilih yang
sesuai.
Gambar.
A Gambar
. B
Multitester
Analog
Keterangan :
- Jarum penunjuk meter
- Skala
- Zero Adjus screw
- Ters lead
- Output
- Zero
ohm adjust
- Penggerak jangkauan
- Lubang kutub negatif
- Lubang kutub positif
- Saklar pemilih
A.
Bagian
Luar Dan Fungsi Multitester
Multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
1.
Sekrup pengatur kedudukan jarum
penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk
dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng
pipih kecil.
2.
Tombol pengatur jarum penunjuk
pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum
penunjuk pada posisi nol.
Caranya : saklar (Ohm), W pemilih
diputar pada posisi test lead + merah
dihubungkan ke test lead – hitam, kemudian tombol diputar ke W pengatur
kedudukan 0 kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0 .
3.
Lubang kutub + berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
4.
Lubang kutub – (Common
Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna
hitam.
5.
Saklar pemilih polaritas (Polarity
Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
6.
Jarum penunjuk meter (Knife –
edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
7.
Skala (Scale), berfungsi
sebagai skala pembacaan meter.
B.
Bagian Dalam dan Fungsi Multitester
Berikut adalah bagian-bagian dalam
multitester:
a)
Resistor
berfungsi untuk menghambat arus. Resistor yang ada tersusun menjadi dua macam,
yaitu secara seri dan paralel.
b)
Kapasitor
berfungsi untuk menyimpan muatan.
c)
Sicring
berfungsi untuk memutuskan rangkaian saat menerima arus yang melampaui batas.
d)
Sound
berfungsi untuk memberikan indikator bunyi saat multimeter dikalibrasi.
e)
Dioda
berfungsi untuk menyearahkan arus. Dioda yang dipakai adalah dioda zener dan
berjumlah dua.
f)
Batu
baterai berfungsi sebagai sumber tegangan.
2.8
Fungsi Multitester
Pada saat ini multitester sangat membantu dan meringankan pekerjaan yang
berhubungan dengan kelistrikan atau elektronika. Multitester digital hampir
sama fungsinya dengan multitester analog. Multitester digital dikhususkan untuk mengukur
suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai
dengan besaran yang diinginkan. Multitester
juga dapat dgunakan sebagai voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter, namun
multitester yang digunakan adalah multitester digital.
1.
Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat
yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Digital voltmeter (DVM)
menggunakan sebuah pengubah tegangan analog ke digital (ADC)kemudian tegangan
masukan DC diolah menjadi bentuk biner yang dikodekan dalam decimal (BCD).
Cara pengukurannya:
¨
Atur tombol fungsi pada “V”.
¨
Gunakan tombol select untuk
memilih arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) yang akan di ukur
tegangannya.
¨
Lalu lakukan pengukuran
tegangan, dengan test probe merah pada potensial positif dan yang hitam pada
potensial negatif.
¨
Bacaan hasil pengukuran akan
muncul pada layar display.
2.
Ohmmeter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran
listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat
besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
Cara pengukuran menggunakan multitester digital:
¨
Atur tombol fungsi pada “Ώ”.
¨
Gunakan tombol select untuk
memilih resistensi, dioda, mengecek kecontinuan, dan mengukur kapasitas.
¨
Lalu lakukan pengukuran
resistensi dengan test probe merah dan hitam pada suatu objek pengukuran.
¨
Bacaan hasil pengukuran akan
muncul pada layar display.
Cara pengukuran menggunakan multitester analog
¨
Perhatikan kondisi Ohmmeter baik atau rusak
¨
Nolkan jarum Ohmmeter pada posisi sebelah kiri
dengan menggunakan Ohm Zero Correction dengan cara memutar kekiri atau kekanan
agar jarum tersebut benar-benar ke angka nol sebelah kiri
¨
Posisikan Range Selector pada x1 Ω, x10, x100,
x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel negatif dan positif. Nolkan
jarum Ohmmeter tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan ohm
adjust.
¨
Pada dasarnya untuk pengukuran, Range Selector
ohm meter harus betul-betul diperhatikan, yaitu setiap memindahkan range
selector ke masing-masing nilai ohm terlebih dahulu ujung taspinnya disatukan/
dihubungkan. Sambil melihat jarum Ohmmeter menunjukkan kurang atu lebih dari
angka nol disebelah kanan. Kurang atau lebihnya jarum tersebut kita atur dengan
tombol ohm adjusting knop kearah kiri atau kanan sehingga jarum Ohmmeter
tersebut benar-benar ke posisi angka nol.
¨
Setiap mau mengukur posisi ohm hendaknya
letakkan range selector pada skala yang paling kecil.
3.
Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kuat arus. Pada multitester analog hanya dapat mengukur arus DC
(searah), tetapi pada multitester digital dapat digunakan untuk mengukur arus
DC (searah) maupun arus AC (bolak-balik).
Cara pengukuran menggunakan multitester digital:
¨
Atur tombol fungsi pada “mA”.
¨
Gunakan tombol select untuk
memilih arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) yang akan di ukur
tegangannya.
¨
Lalu lakukan pengukuran kuat
arus, dengan test probe merah pada potensial positif dan yang hitam pada
potensial negatif.
¨
Bacaan hasil pengukuran akan
muncul pada layar display.
Cara pengukuran menggunakan multitester analog:
¨
Atur Selektor pada posisi DCA
atau ACA tergantung arus yang akan diukur.
¨
Pilih skala batas ukur
berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek
sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
¨
Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu
diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada
multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan
fuse (sekring) harus diganti dulu.
¨
Pemasangan probe multimeter
tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur
arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang
akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
¨
Hubungkan probe multimeter
merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+)
dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
¨
Baca hasil ukur pada
multimeter.
4.
Uji
Kapasitor
Nama lainnya adalah kondensator. Adalah
komponen yang terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan dengan isolator.
Isolator ini menunjukkan nama dari kapasitor tersebut. Ukuran kapasitor adalah
Farad.
1 Farad (F) = 1.000.000 mikro Farad (F)
1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF)
1 nano Farad (nF) = 1.000 piko Farad (pF)
Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya dalam waktu
yang relatif.
Mengukur
Elco Dengan Multitester
Ø Putar batas ukur pada Ohmmeter X1 / X10 untuk elco yang ukurannya
besar dan X100 / X1K untuk elco yang ukurannya kecil.
Ø Hubungkan probe ke masing-masing kaki ELCO (bolak balik sama saja)
Ø Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Ø Kesimpulan Hasil Pengukuran
Ø Jarum menunjuk angka & kembali ke tempat semula : elco baik
Ø Jarum menunjuk angka & tidak kembali ke tempat semula : elco
bocor
Ø Jarum tidak bergerak sama sekali : elco putus
Ø Jarum menunjuk angka nol : elco short
Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester
1. Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K
2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik sama
saja)
3. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
·
Jarum menunjuk angka kemudian &
ke tempat semula : kapasitor baik
·
Jarum menunjuk angka tdk
kembali ke tempat semula : kapasitor bocor
·
Jarum tidak bergerak :
kapasitor putus
·
Jarum menunjuk angka nol :
kapasitor short
5.
Uji Dioda
Langkah pengujian
§
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
§
Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
§
Hubungkan probe
multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
§
Jika diode yang dicek berupa
led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
§
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak
menunjuk berarti dioda rusak putus.
§
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
§
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda
rusak bocor tembus katoda-anoda.
6.
Uji Transistor
Transistor adalah salah satu komponen eletronika aktif serta mempunyai tiga
buah kaki yang di namakan masing-masing sebagai Basis(B), Kolektor (C) dan
Emitor (E). Transistor dapat
berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan. Transistor juga dapat difungsikan
sebagai saklar elektronik. Ada dua macam transitor yaitu transistor NPN dan transistor PNP.
Kadang-kadang dipasaran sudah diberikan nama
untuk setiap kakinya, sehingga memeprmudah pemasangan di rangkaian elektronik
yang kita buat. Tetapi ada juga yang belum di berikan tanda apapun, untuk itu
kita bisa membaca dari datashet transistor tersebut. Atau kalau kita tidak
mempunyai datashett yang di maksud dapat kita cari nama kaki-kaki sebuah
transistor dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Mencari Kaki Base
1.
Siapkan
multimeter dan atur pada pengukuran ohmmeter X100
3.
Perhatikan
penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi
probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2
berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki
3 berarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negatif
berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis PNP.
Mencari Kaki Kolektor dan Emitor
1.
Misal
transistor yang kita gunakan berjenis NPN
2.
Lakukan
pengukuran seperti gambar dibawah
3.
Perhatikan
penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe
positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah kolektor.
Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif
pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2
adalah kolektor.
Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti diatas dan hasilnya
kebalikan dari transistor jenis NPN.
Langkah menguji transistor NPN
Ø
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
Ø
Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
Ø
Hubungkan probe
multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
Ø
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak .
Ø
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
kolektor.
Ø
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor .
Ø
Hubungkan probe
multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
Ø
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika
tidak menunjuk berarti transistor rusak.
Ø
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
Ø
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada
kolektor.
Ø
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor.
Ø Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor tidak
diperlukan.
Langkah menguji transistor PNP
Ø
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
Ø
Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
Ø
Hubungkan probe
multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
Ø
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak.
Ø
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
Ø
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
emitor.
Ø
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak.
Ø
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
Ø
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor.
Ø
Hubungkan probe
multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
Ø
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor.
Ø
Note : pengecekan probe
multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
2.5 Kesalahan-kesalahan Pada Alat Ukur
Setiap alat ukur dari yang mengunakan kumparan putar yang
dipergunakan untuk alat ukur amper maupun alat ukur volt yang terdapat di
pasaran telah direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-batas yang
diperkenankan sesuai dengan kelas daripada kelas alat ukur tersebut. Akan
tetapi, dalam pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-hal
di bawah ini :
1.
Medan magnit luar
Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang
dialiri arus besar atau di sekitar suatu magnit yang sangat kuat maka medan
magnit yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnit daripada alat ukur
bisa terpengaruh.
2.
Temperatur keliling
Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak
terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling. Akan tetapi, bila keadaan temperatur
keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperatur 20oC,
maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat lagi diabaikan.
3.
Pemanasan sendiri
Bila satu arus mengalir ke dalam alat ukur, maka pada permulaan
temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan menyebabkan
penunjukkan berubah. Jadi, penunjukkan tidak akan menjadi stabil sebelum
temperatur dari alat ukur tersebut menjadi konstan.
4.
Pergeseran dari titik nol
Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran
listrik yang masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lama,
kemungkinan titik nol tersebut berubah dan bergerak yang disebabkan oleh fatik
dari pada pegas-pegas pengontrol. Pergeseran titik nol dapat dikoreksikan
dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis, dengan cara-cara pengaturan titik
nol dari luar.
5.
Gesekan-gesekan
Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan,
maka pengukuran yang pengukurannya dilakukan berulang kali mungkin menyebabkan
harga-harga yang berbeda, meskipun arus yang diukurnya adalah tetap. Hal ini
mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu dan bantalan besar.
6.
Umur
Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka
berbagai komponen dan elemen alat ukur ini mungkin berubah di dalam kebaikan
kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan penunjukan dari alat ukur. Agar alat
ukur ini tetap siap untuk pengukuran-pengukuran yang teliti, maka sebaiknya
dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval waktu setengah tahun sampai
dengan setahun.
7.
Letak dari alat ukur
Bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa,
sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas. Dengan demikian,
bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak yang tidak ditentukan, maka posisi
yang dari pada bagian yang bergerak, sehingga alat penunjuknya mungkin berbeda
dan menghasilkan kesalahan. Karena titik berat dari bagian yang bergerak dari
suatu alat ukur diatur dengan menggunakan berat-berat pengatur maka tidak akan
terjadi kesalahan; berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada letak yang
berbeda dari pada yang diperuntukkannya. Akan tetapi, penting untuk
mempergunakan alat ukur ini di dalam letak yang diperuntukannya sedapat
mungkin. Letak penggunaan dari pada alat ukur dinyatakan pada papan skala suatu
alat ukur dengan mempergunakan simbol-simbol tertentu, seperti pada tabel
berikut :
- Jarum penunjuk meter
- Skala
- Zero Adjus screw
- Ters lead
- Output
- Zero ohm adjust
- Penggerak jangkauan
- Lubang kutub negatif
- Lubang kutub positif
- Saklar pemilih
1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF)
1 nano Farad (nF) = 1.000 piko Farad (pF)
Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya dalam waktu yang relatif.
Letak
|
Tanda
|
Tegak
|
|
Mendatar
|
|
Di pasang dengan posisi miring 600
|
|
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran:
1.
Dalam
pengukuran tegangan, posisi alat ukur paralel dengan beban atau sumber
tegangan.
2.
Dalam
pengukuran arus, posisi alat ukur seri dengan rangkaian artinya harus memutus
rangkaian atau kabel kemudian disambung ke alat ukur dan keluar ke rangkaian
atau kabel kembali.
3.
Pengukuran
komponen dalam kondisi open circuit atau tidak dalam rangkaian atau bahkan
dilepas. Jika komponen masih berada di dalam rangkaian maka alat ukur akan
mengukur komponen tersebut dengan memperhitungkan komponen lain yang paralel
dengan komponen yang diukur.
4.
Tangan
dilarang menyentuh logam ujung alt ukur. Pengaruh listrik statis dari tangan
akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Untuk pengukuran tegangan
dan arus, tangan yang menyentuh ujung logam alat ukur akan menyebabkan tersengat
listrik.
5.
Dianjurkan
untuk memilih skala yang lebih besar dulu dalam pengukuran . Jika masih tidak
terbaca karena nilai terlalu kecil maka skala pengukuran diturunkan sehingga
bisa memunculkan angka. Hal ini dilakukan untuk menghindari loncatan listrik
kejut karena over scale yang dapat merusak alat ukur.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Multitester adalah alat yang digunakan
untuk mengukur beda potensial, kuat arus, dan hambatan pada suatu
rangkaian.
2. Multitester dibedakan menjadi dua yaitu
multitester digital dan multitester analog.
3. Multitester digital lebih akurat
dibandingkan dengan multitester analog karena multitester digital tidak lagi
menggunakan skala dan jarum penunjuk namun menggunakan LCD sehingga dapat
langsung membaca hasil pengukuran.
4.
Prinsip kerja
dari multitester adalah menggunakan dasar percobaan
Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan
magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”. Gaya inilah yang dimanfaatkan untuk menunjuk skala
yang kemudian kita baca sebagai hasil pengukuran.
5. Cara pembacaan pengukuran pada multitester berbeda
yaitu multitester digital
akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera pada layar tanpa kita
harus menghitungnya. Sedangakan dalam pembacaan skala multimeter analog adalah dengan memperhatikan jarum
penunjuk skala.
6.
Bagian-bagian
dari multitester digital adalah Display,Power switch and function
switch, Select
button, hold
button, Relative
button, Data
hold button, HZ
/ % select button, dan Test probe.
7.
Bagian dari
multitester analog adalah resistor, kapasitor, sicring, sound, dioda, batu baterai, jarum penunjuk meter, skala, zero Adjus screw,ters lead, output, zero ohm adjust, penggerak jangkauan, lubang kutub negatif, lubang kutub positif, dan saklar pemilih
8.
Cara
pengukuran menggunakan multitester adalah mengatur
saklar fungsi pada ohmmeter,
amperemeter, atau voltmeter jika akan mengukur hambatan, kuat arus, atau
tegangan, kemudian pilih chek kecontinuan dengan
menekan tombol select, hubungkan test probe merah dan hitam, jika terdapat suara seperti bel listrik maka
tidak ada masalah dan alat siap digunakan, tetapi jika tidak terdapat suara seperti bel
listrik maka alat tidak siap digunakan.
9.
Selain
multitester digunakan untuk mengukur besar kuat arus, tegangan, dan hambatan
tetapi multitester juga digunakan untuk menguji kapasitor, dioda, dan
transistor.
10. Adapun kesalahan-kesalahn dalam multitester yaitu
medan magnit luar
temperatur
keliling, pemanasan sendiri, pergeseran dari titik nol, esekan-gesekan, umur serta letak dari alat
ukur
DAFTAR PUSTAKA
Pakpahan,sahat.
1991. Instrumentasi elektronik dan teknik
pengukuran. Jakarta : Erlangga
Anonim. http://en.wikipedia.org/wiki//Multimeter. Diakses pada
tanggal 20 Maret 2013 pukul 20.35 WIB
Mira. 2011. http://www.multimeterwarehause.com//. Diakses pada tanggal 21 Maret 2013 pukul 05.25
WIB
Tono. 2011. http://www.total.or.id/info.php?kk=multimetr. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013 pukul 22.00
WIB
Brahma.2010.http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_08_Alat_Ukur_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf. Diakses pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 09. 10
WIB
yuhuuuu...bermanfaat sekali
BalasHapusSolder uap portable